Turin - Gianluigi Buffon mengaku awalnya tak tahu kalau wasit telah membuat keputusan salah terkait tidak disahkannya gol Sulley Muntari. Saat insiden terjadi, dia hanya fokus pada bola dan bukannya garis gawang.
AC Milan dalam posisi unggul 1-0 atas Juventus saat Muntari melepaskan tandukan yang sepertinya akan menjadi gol kedua Rosoneri dalam laga tersebut. Buffon bukannya tak bereaksi atas kejadian tersebut, namun refleksnya kali itu terlambat: si kulit bundar baru dia tepis setelah melewati garis gawang.
Malang buat Milan, hakim garis tak melihat itu sebagai gol, meski tayangan ulang mengungkap sebaliknya. Meski dirugikan wasit, Thiago Silva dkk harus menerima kenyataan pahit tersebut, dan kemudian dipaksa menyudahi laga dengan skor imbang 1-1.
Terkait peristiwa tersebut, Buffon mengaku dia tak benar apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai penjaga gawang dia hanya fokus pada bola dan tidak memperhatikan posisi garis gawang.
"Saya memperhatikan bolanya, bukan garis gawang. Saya tidak tahu kalau (bolanya) sudah melewati garis, dan bahkan jika saya mengetahuinya itu tak akan membantu wasit," sahut Buffon di La Repubblica.
"Pada akhirnya apa yang penting adalah siap beradaptasi terhadap apapun yang terjadi di atas lapangan. Milan punya kebugaran yang hebat, lebih mengalir dan skil teknik yang baik. Di babak kedua kami mencoba berubah dan di 25 menit terakhir kami lebih baik karena di babak pertama AC Milan mengendalikan permainan," tuntas Buffon.
| Monday, 27 February 2012 07:49 |
Jakarta - Pertanyaan itu mungkin ada di benak para fans Inter Milan saat ini. Kekalahan dari Napoli memperpanjang catatan tak pernah menang Inter sejak 22 Januari lalu.
Sejak menang 2-1 dari Lazio pada 22 Januari lalu, Nerazzurri belum pernah mencicipi kemenangan lagi. Ditambah dengan kekalahan 0-1 dari Napoli di San Paolo, Senin (27/2/2012) dinihari WIB, maka Inter sudah melewati enam pertandingan di Seri A tanpa kemenangan. Mereka hanya mampu meraih satu hasil imbang dan lima kali menelan kekalahan.
Jika ditambah dengan hasil di Coppa Italia dan Liga Champions, maka secara keseluruhan Inter kalah tujuh kali dari delapan kali pertandingan yang dijalani. Catatan itu tentu sangat buruk bagi tim sekaliber Inter.
Dengan catatan itu, maka secara keseluruhan Ranieri sudah 12 kali kalah dari total 29 laga selama ia menangani La Beneamata sejak resmi ditunjuk sebagai pelatih untuk menggantikan Gian Piero Gasperini pada 22 September 2011 yang lalu. Sisanya, 14 kali ia mengantar Inter meraih kemenangan dan tiga kali berakhir imbang.
Rentetan hasil buruk yang didapat Inter belakangan ini membuat beberapa pihak tak menginginkan lagi The Tinkerman menjadi allenatore bagi Javier Zanetti dkk. Namun faktanya hingga saat ini Massimo Moratti belum mendepak Ranieri.
Sementara itu, Ranieri pun masih keukeuh tak akan mengundurkan diri. Pelatih berusia 60 tahun ini masih yakin mendapat dukungan dari Moratti. Ia juga masih punya keyakinan pada timnya saat ini.
"Jika saya presidennya? Saya tidak tahu, lebih baik Anda bertanya padanya. Jika saya Presidennya maka saya akan mengatakan saya mendukung Ranieri 100% karena itu bukan salahnya," sahut Ranieri saat ditanya apa yang akan ia lakukan jika ia adalah Moratti.
"Saya sadar banyak yang meminta saya untuk diganti, tapi mengapa saya harus mundur? Mengapa Anda semua menunggu saya untuk mengundurkan diri? Itu tak akan terjadi."
"Saya tidak akan mengundurkan diri karena saya percaya pada tim ini, mereka berjuang keras lagi malam ini," tegas Ranieri pada Sky Sports Italia.
Jadi, mau sampai kapan, Ranieri?
|
|